Unjuk Rasa Seluruh Bangka Belitung Memanas, Menuntut Keadilan

Nusantara519 Dilihat

POLISI NEWS| PANGKALPINANG. Aksi unjuk rasa ribuan penambang rakyat di depan Kantor Pusat PT Timah Tbk, Jalan Jenderal Sudirman, Pangkalpinang, Senin (6/10/2025), berubah tegang saat sebagian massa mencoba memaksa masuk ke halaman perusahaan. Aparat kepolisian yang berjaga menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan yang mulai anarkis.

Dari pantauan saya langsung di lokasi, gelombang massa yang datang sejak pagi terus bertambah hingga menutup hampir seluruh badan jalan utama. Sebagian di antaranya membawa spanduk dan poster bertuliskan tuntutan agar harga timah rakyat dinaikkan serta meminta pemerintah membubarkan satuan tugas tambang yang dinilai menekan aktivitas masyarakat.

Sekitar pukul 12.00 WIB, suasana mulai tak terkendali. Sejumlah peserta aksi menaiki pagar dan atap pos keamanan PT Timah, sementara di sisi lain, aparat berbaris dengan tameng dan perlengkapan anti huru-hara. Teriakan dan dorongan antarbarisan membuat situasi memanas. Tak lama kemudian, terdengar suara letupan gas air mata yang diarahkan ke tengah kerumunan.

Asap putih memenuhi udara, memaksa massa mundur ke arah jalan besar. Beberapa orang terlihat tersungkur dan dibantu rekan-rekannya untuk menjauh dari lokasi. Sebagian lagi masih bertahan, meneriakkan yel-yel menuntut keadilan bagi penambang rakyat.

Seorang peserta aksi yang mengenakan ikat kepala hitam dan beberapa pengunjuk rasa menuturkan bahwa mereka datang untuk menyampaikan keluhan tentang ketimpangan pengelolaan timah.mereka minta Dirut PT Timah keluar untuk mendengarkan aspirasi masyarakat.

“Kami hanya ingin harga timah yang layak dan tidak diperlakukan seperti penjahat di tanah sendiri,” ujarnya dengan suara serak akibat gas air mata.

Sementara itu, polisi berupaya menenangkan situasi dengan pengeras suara. Beberapa kali terdengar imbauan agar massa tidak merusak fasilitas publik dan segera membubarkan diri secara tertib.

Kapolda Kepulauan Bangka Belitung, Irjen Hendro Pandowo, yang turun langsung ke lokasi, menegaskan bahwa tindakan aparat dilakukan sebagai langkah terakhir untuk mengamankan situasi.

“Kami mengedepankan negosiasi, tetapi saat massa mulai merusak dan mencoba menerobos, kami harus ambil langkah pengendalian,” ujarnya singkat.

Hingga menjelang sore, ribuan massa perlahan mundur setelah mendapatkan kejelasan dari Dirut PT Timah dari kawasan perkantoran. Petugas membersihkan sisa-sisa ban terbakar, batu, serta botol plastik yang berserakan di jalan. Arus lalu lintas kembali dibuka setelah hampir lima jam lumpuh total.

Insiden ini menjadi salah satu aksi para penambang terbesar dalam beberapa tahun terakhir di Bangka Belitung. Ketegangan mencerminkan ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan tata kelola pertimahan yang dianggap belum berpihak pada rakyat kecil.

Sehingga antusias masyarakat hampir setiap daerah Bangka Belitung ikut berpartisipasi untuk menyampaikan aspirasinya.mereka Sangat menderita dgn aturan ada nya satgas,pembeli2 yg di razia,juga razia2 pertambangan sehingga membuat perekonomian angkat memburuk,anak2 terkendala dalam berangkat belajar kerna semua itu membutuhkan biaya,bagaimna mau sekolah,timah tak laku,kerja di hantui razia.pengakuan bbrp ibu2 yg saya temui..

Menjelang sore hari Dirut PT Timah akhirnya menyatakan memenuhi tuntutan masyarakat Bangka Belitung.

Jurnalis| Wahyudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *