Warga Mekarsari Benar-Benar Pada Batel

Pendidikan310 Dilihat
banner 336x280

KAB. BANDUNG I Polisi News. Budaya gotong royong masih terjaga di Warga Mekarsari Rt 02 / Rw 21, Kel.Baleendah, Kec. Baleendah. Warga menyisihkan waktunya untuk bergotong royong membersihkan dinding pembatas antara tebing sungai dan badan jalan warga Senin, 7 Desember 2020. Tampak jelas warga mengganti cat yang sudah kusam dan menggantinya dengan cat yang lebih bagus. Mereka sedang menggebu-gebu untuk memelihara lingkungan mereka yang bersih dan sehat.

Koptu Asep Heryanto, salah satu Satgas Citarum Harum mengatakan “saya salut dan mendukung dengan adanya setiap kegiatan positif dari warga Mekarsari RT 02 / RW 21, karena selain menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan, ini adalah wujud dari terjalinnya ikatan silaturahmi yang kuat” ujarnya.

banner 336x280

Suasana kebersamaan terasa kental, sesekali terdengar canda tawa disela bekerja. Rumput-rumput di pinggir tembok pembatas di bersihkan, dan cat yang kusam semua diganti dengan cat yang baru. Warga menyumbang sesuai kemampuan, yang punya tenaga dan keahlian membantu pengerjaan sementara mereka yang rezeki lebih menyediakan makan untuk bersantap bersama. Ibu-ibu tak mau kalah semangat, selain membantu membersihkan dan pengecatan, mereka bergegas menyediakan makanan.

Ronny Pega mengungkapkan semangat kebahagiaannya “saya sangat bersyukur ini adalah sebuah tradisi dan semangat yang harus tetap terjaga. Gotong royong adalah budaya bangsa kita,” kata Ronny Pega, selaku ketua RT 02 Mekarsari.

Hal itu menurutnya merupakan aset besar bagi kemajuan sebuah daerah. Kepedulian masyarakat yang disandingkan dengan kepedulian pemerintah akan membuat setiap program pembangunan berjalan dengan maksimal. “Terjalin sinergitas antara masyarakat dengan pemerintah, itu modal menjadikan kampung Mekarsari sebagai kampung percontohan.” Katanya.

Dia mengatakan masyarakat yang tinggal di sekitar sungai harus didorong dan di motifasi secara dinamis, sehingga warga terus memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan, kenyamanan lingkungan serta tidak memperlakukan sungai secara tidak benar dan tak lagi menganggap sungai sebagai tempat sampah. “Jika lingkungan banyak tercemar, maka otomatis sungai akan ikut tercemar.” kata Ronny Pega.

(Wandha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *