Oleh: Muhammad Syarifudin Al Tumaritis
Sejauh mata memandang, terhampar luas padi yang dituai oleh para petani. Sedikit demi sedikit pematang sawah mulai terkikis tingginya tembok. Gususan bukit barisan begitu membentang antara pesawahan dan tanggamus.
Bukit dan pegunungan adalah sebuah keseimbangan yang Tuhan ciptakan di arcapada ini, dan gunung dijadikan paku agar arcapada kokoh tak terombang-ambing bagaikan sampan tak berlayar dilautan.
Jika kau paham goresan sebuah kiasan yang tergurat ini,maka tentu kau paham yang kini menjadi duka ibu Pertiwi. Air mata nya menjadikan mendung suatu negeri, duka hatinya menjadikan gersang di suatu negeri, gontai langkahnya menjadikan gontai suatu negeri.
Dan ketika sebuah paku yang Tuhan tancapkan disuatu negeri di Arcapada ini di cabut, maka negri itu tak akan berimbang, lalu jika banyak paku tercabut maka apalah arti sebuah istana yang terbuat akan batu pualam,emas,jamrud dan intan permata. Maka saat itu para pujangga tak lagi mampu merangkai kata tuk menjadi kalimat. Puisi tak lagi terbaca,cinta tak lagi mengalir, dan kerinduan anak pada orang tua nya akan hilang .
Tetesan air yang jatuh dari langit,tak lagi terasa manis, mentari di pagi hari tak lagi terasa hangat, dan putik bunga akan gugur sebelum merekah.
Maka jangan jadikan hal ini sebagai dongeng atau hanya sebuah berpikir sesaat. Tapi aku,kau Dan kita semua harus segera bertindak untuk memperbaiki sifat,hati dan langkah serta memperkuat silaturahmi.
Kau tau apa yang kiaskan dalam hal ini sahabat ku..
Sebagian akan bingung, sebagian akan memahami.
Hilang kan rasa keakuan dan gaya sifat mu yang dangkal, hilangkan titik hitam di dadamu walau tak mudah.
Jangan kau dengakkan kepalamu dengan senyum membungkus di hadapan saudara mu.
Darah mengalir di dalam raga bukan sebab umur mu. Tapi sebab helaan nafas mu dalam doa mereka.
Jika semua paku di suatu negri telah tercabut, maka sebuah sampan tak berlayar akan siap terombang-ambing di tengah gelap nya samudra yang berombak, berkarang dan terperangkap dalam kebekuan dinginnya badai.
Semoga kau memahami