POLISI NEWS | BOGOR. Warga Desa Cileungsi Kidul, Kecamatan Cileungsi naik pitam, bahkan mengancam bakal melaporkan PT Samick Indonesia ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) hingga DPRD Kabupaten Bogor.
Hal itu bukan tanpa sebab, rupanya masyarakat di Desa Cileungsi Kidul itu sudah cukup geram, karena perusahaan produsen bahan baku alat musik itu sudah bertahun-tahun tidak memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar.
Sekretaris Desa Cileungsi Kidul, Dimas Anugrah Rakhmat mengatakan, kalau serapan tenaga kerja di perusahaan tersebut lebih memprioritaskan warga luar dibandingkan warga pribumi desa cileungsi kidul.
“Kalau data dari mereka jumlah tenaga kerja itu memang warga Bogor, tetapi kan banyak warga masyarakat kita yang menganggur dan banyak yang membutuhkan pekerjaan. Dan ini sangat disayangkan karena warga Cileungsi Kidul tidak diprioritaskan,” katanya kepada PAKAR, Minggu (6/10/2024).
Ia mengaku, jumlah pengangguran di Cileungsi Kidul sangat fantastis, namun masyarakat itu sendiri seperti asing di mata perusahaan Samick Indonesia.
“Banyak warga kita yang menganggur, kalau perusahaan itu tidak mau memberikan kontribusi ke masyarakat kita. Maka akan kita laporkan ke Disnaker dan DPRD Kabupaten Bogor,” ketus dia.
Sementara itu, Kadus III Desa Cileungsi Kidul, Wali menyebut, jika angka pengangguran di wilayahnya tembus diangka 600 orang, namun PT Samick Indonesia yang terletak di Desa Cileungsi Kidul itu malah menyerap pekerja dari orang luar.
“Karyawan PT Samick Indonesia itu ada sekitar 1.500 orang tapi karyawannya kebanyakan dari luar wilayah kita Cileungsi Kidul. Seharusnya perusahaan ini membantu masyarakat kita dengan menyerap tenaga kerjanya, karena angka pengangguran di desa ini 50-60 persen dari jumlah penduduk 28 ribu jiwa,” katanya.
Ia menambahkan, perusahaan produsen bahan baku alat musik tersebut sempat ada kesepakatan 60-40 jumlah tenaga kerjanya dibagi kepada masyarakat Desa Cileungsi Kidul.
Namun, Kadus III itu mengaku kecewa karena sampai saat ini komitmen perusahaan dengan lingkungan sekitar tidak dijalani sepenuhnya.
Wali menuturkan, bahkan bantuan CSR (Corporate Social Responsibility) untuk ke lingkungan masyarakat sampai detik ini pun tidak ada.
“Bukan cuma penyerapan tenaga kerja, tetapi bantuan CSR untuk lingkungan masyarakat tidak ada. Padahal, perusahaan itu sebelumnya pernah memberikan bantuan untuk panti jompo, yatim piatu dan masyarakat disini,” tuturnya.
Maka dari itu dirinya bersama masyarakat Cileungsi Kidul berencana akan melaporkan permasalahan ini ke Dinas Tenaga Kerja dan DPRD Kabupaten Bogor.
“Kita meminta hak kita sebagai warga lokal itu saja,” tegasnya.
Sementara itu Ketua Pemuda Cileungsi Kidul, Eli Sutarli membenarkan, kalau kontribusi perusahaan ke lingkungan sekitar tidak ada sama sekali, baik itu penyerapan tenaga kerja maupun bantuan CSR.
“Gimana mau memberikan kontribusi CSR, penyerapan tenaga kerja buat warga pribumi saja tidak ada. Dan kita menuntut agar tenaga kerja lebih diprioritaskan kepada warga lokal dari pada warga luar Desa Cileungsi Kidul,” pungkasnya.
Jurnalis | Ricad Destian