Oleh: M.Syarifudin Al Tumariti
Tentang jawaban ku…
Beberapa sahabat pernah bertanya apa pendapat dan solusi tentang keadaan umat dalam negara ini.
Terlalu berat untuk menjawab bagiku. Karena aku tidak memiliki ilmu dan kapasitas yang pas dalam hal ini. Akan tetapi jika melalui hati ini tentu ada rasa dalam menimang sesuatu.
Saudara ku semua…
Saat ini salah satu ujian terbesar kita adalah kekisruhan, perbedaan, bahkan merujuk dalam pelecehan/penghinaan baik dalam konteks indivindu, kelompok bahkan agama. Dalam hal situasi seperti ini jadilah kita seorang yang bijak, arif dan tegas. Jangan pernah mengatakan si ini dan si itu bersalah, tak berilmu. Sebab apa??.. Mari lihat diri ini apakah kita tak memiliki ilmu atau salah dan kita tinggi dalam ilmu. Jangan mudah menjatuhkan talak pada seseorang kata penjilat, munafik, dan segala perkataan yang tidak pas kita semat kan pada mereka. Mari telaah diri sendiri..
Jangan fanatik pada suatu hal yang kita anggap benar. Sebab kebenaran terkadang yang kita rasa hanya terbawa suasana, terbawa arus. Akhirnya rasa fanatik yang akan merusak hati sehingga mudah mengecap seseorang dengan lebel buruk.
Kita semua saudara, walau tidak satu ayah apalagi ibu. Sebab saudara tidak lah harus sedarah. Kita semua adalah satu dari kesatuan. Jangan rusak rasa keimanan kita karena propaganda, hasut, dan rasa agar dianggap hebat dan menang dari orang lain. Rendahkan suara kita di depan ulama dan orang tua. Jangan kau adu dengan segala ilmu dan hujatan. Sebab ilmu yang baik adalah ilmu yang dilandasi oleh adab yang baik dalam keimanan.
Berapa banyak orang beilmu tapi adab buruk, maka petaka lah ilmu yang digunakan mereka dalam mencari kesalahan orang lain.
Bukan kita seorang muslim, dianjurkan untuk menutup aib sendiri dan orang lain. Seorang muslim harus memiliki rasa toleransi dan saling menghormati sesama muslim merasa bahwa agama kita punya kasih sayang, tolong menolong. Apalagi negri tercinta terkenal akan keramah tamahan nya.
Negri yang banyak menghasilkan ulama dan cendikiawan, negri yang banyak memiliki rasa kemanusiaan,negri yang ramah tamah, gemah ripah loh jinawi.
Jangan rusak rasa iman dengan kefanatikan dan yang akhirnya akan mencari kesalahan orang lain dengan serasa ingin menyudutkan. Jangamembuat kisruh dalam kekalutan. Jadilah pendingin sekalipun tak banyak dianggap.
Terkadang air hujan yang menetes dari langit, tak selama nya akan bersih. Adakalanya membawa debu. Mari genggam kan erat tangan kita, jangan kau nodai persaudaraan dalam kesatuan ini dengan hal yang akan merusak citra dalam segala hal.
Dari pada kau hanya terus mencari cari kesalahan orang lain, kau sudutkan mereka. Lebih baik kau singsingkan lengan baju mu. Kau bantu masyarakat yang membutuhkan bantuan dalam hal apapun. Maka itu jauh lebih baik menurutku.
Dari pada jemari mu kau gunakan membuka sosmed dengan mencari fakta atau berita yang menurut kau pas di jadikan hujah dan rujukan bahwa mereka salah. Lebih baik kau baca kitab suci mu yang jarang kau baca hingga berdebu dan usang. Lebih baik kau bekerja.
Sudahlah saudara ku….
Jangan kau buat berduka dalam kalut orang-orang bawah di luar sana. Jangan kau buat duka selalu negeri tercinta.
Jika musim kemarau telah usai, akan tiba musim hujan, yang membuat negeri yang gersang menjadi sejuk, yang menghilangkan dahaga. Membersihkan debu dan akan membuat senyum banyak tumbuhan, hewan dan petani.
Karena aku, kalian dan mereka adalah satu dalam kesatuan dalam Negri tercinta ini.