POLISI NEWS | LEBAK. Pembangunan Rabat Beton di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cimarga Diduga Kurangi Komposisi Bahan Material,
Pembangunan peningkatan jalan rabat beton yang di laksanakan di Kampung Cisereh Pasir Taplok, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cimarga diduga tidak sesuai spek, pasalnya tampak dari muka jalan rabat beton yang kasar serta timbul kerikil pada permukaan dan berdebu hingga mengakibat polusi terhadap warga setempat, sehingga patut diduga komposisi paduan semen dan pasir yang diduga kurang maksimal, Jumat (20/9/2024).
Proyek yang menelan biaya sebesar Rp. 400.000,000- (empat ratus juta rupiah) ini, bersumber dari Dana Desa dengan volume panjang 700 x 2,50 x 0,15 cm.
Dari hasil pantauan awak media di lapangan, tampak jelas fisik rabat beton sangat berbeda dengan fisik beton pada umumnya, sehingga patut diduga Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan diduga minimnya pengawasan dari pihak Pendamping Desa Teknik Infrastruktur (PDTI) sehingga hasil fisik terkesan asal-asalan. Diduga kuat pembangunan rabat beton di Kampung Cisereh Pasir Taplok, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cimarga, diduga tidak sesuai Spesifikasi (Spek).
Terpantau jelas oleh awak media permukaan jalan rabat beton menjadi abu dan berdebu, ketika pengendara roda dua dan roda empat melintas di jalan tersebut napak kesulitan akibat debu yang terhirup dan mengganggu pandangan pengendara.
Menurut keterangan warga setempat, bahwasannya jalan rabat beton tersebut baru selesai, dari dimulai dibukanya jalan hingga sekarang menginjak waktu sekitar tiga bulan, dan pembangunan rabat beton pun di kerjakan menggunakan mesin molen.
Berdasarkan keterangan warga inisal S, “Iya pak jalan rabat beton ini baru selesai, dan ya begini buktinya terlihat sediri pa, masih baru akan tetapi sudah begini berdebu, dan perkiraan dimulai di bukanya jalan ini sampai sekarang sudah menginjak sekitar kurang lebih tiga bulan, dan masalah papan informasi memang ada, akan tetapi saya tidak begitu memperhatikan berapa-berapanya anggaran yang terpampang di papan informasi tersebut. Jika bapa ingin lebih jelas lagi coba tanyakan saja ke pak RT, “ungkapnya.
Lanjut S, “Volume kurang lebih panjang 700 (tujuh ratus) meter, lebar kurang lebih 2,5 meter, tinggi 15 Cm, ya bisa dipastikan kemungkinan jalan rabat beton ini dalam waktu enam bulan atau satu tahun pun akan rusak kembali, kami selaku masyarakat setempat pun sedikit kecewa melihat pembangunan jalan rabat beton yang hasilnya diduga kurang maksimal, “tutup S warga setempat.
Sementara Udi Kepala Desa Mekarjaya ketika dikonfirmasi oleh awak media mengatakan.
“Ya namanya kemarau dan kekurangannya penyemprotan kerena kemarau, dan untuk volume 700 meter serta menyesuaikan kebutuhan kita sampai hampir 800 (delapan ratus) meter demikian pak, anggaran Rp. 400.000.000 (empat ratus juta rupiah) itu belum pajak, kan disitu sudah di pasang Prasasti ya siap demikian pak,” ungkap Kades Udi seperti beralibi.
Sementara hasil investigasi awak media di lokasi tidak menemukan adanya batu Prasasti di sepanjang jalan rabat beton tersebut.
Sementara Firkam Pendamping Lokal Desa (PLD) ketika dikonfirmasi oleh awak media mengatakan, “Ko nanya ke saya kang, tanyakan ke Pendamping Teknik nya aja kang saya Pendamping Lokal Desa (PLD),” ucapnya.
Awak media pun melanjut konfirmasi kepada Pendamping Desa Teknik Infrasturktur (PDTI), awak media menanyakan apakah sudah melaksanakan Musyawarah Desa Serah Terima (MDST) dan peletakan baru prasasti apa belum,
Pendamping Desa Teknik Infrasturktur (PDTI) Deni pun menjawab, prihal Musyawarah Desa Serah Terima (MDST) belum pak, dan peletakan batu prasasti pun belum, coba konfirmasi ke kepala desa saja pak, untuk Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) yang sekarang Pak Enung, jawabnya Deni PDTI.
Sementara awak media sudah berupaya konfirmasi kepada Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), akan tetapi TPK belum ada jawaban hingga berita ini ditayangkan.
Jurnalis| Dani Saeputra