Bangunan Jembatan Beton Desa Sungai Kuning Benio Asal Jadi diduga Tidak Sesuai Anggaran 

Nasional398 Dilihat

POLISI NEWS | Inhu Riau – Dinas PUPR Pekerjaan pembangunan jembatan beton yang diduga hanya asal jadi saja ,Pada akhirnya dapat merugikan kualitas dan ketahanan bangunan, Padahal dana yang digunakan sangat besar mencapai ratusan juta rupiah , Namun hasil tidak sesuai yang diinginkan.

Jembatan beton dibangun dengan menuangkan beton ke dalam bentuk yang diinginkan. Beton merupakan bahan konstruksi yang kuat menahan tekanan tinggi, sehingga sering digunakan untuk membuat jembatan.15/1/2025.

 

Beda halnya dengan keberadaan bangunan jembatan beton Desa Sungai Kuning Benio Kec. Inhu ( Indra Giri Hulu) Riau, yang telah dibangun dengan menggunakan dana anggaran ADD milik desa dengan Volume : 6 M X 3,5 M X 2 M dengan biaya Rp . 143.675 000, Namun faktanya bangunan tersebut terkesan amburadul & diduga bangunan tersebut asal jadi saja tidak sesuai dengan dana yang di anggarkan,!

Diminta ketegasan pemerintah pihak dinas terkait segera melakukan tindakan tegas, Lembaga Badan Penelitian Aset Negara (LAI), Ketika melakukan investigasi ke lokasi bangunan, kemudian dilakukan penelitian ternyata ditemukan sebuah kejanggalan seperti:

Ketika melakukan penimbunan hanya menggunakan abu boeler dari sawit, Selain intu juga ditemukan galian paret yang lebarnya tidak sesuai & pada akhirnya ketika ari mengalir deras mengakibatkan tanah di sekitar jembatan menjadi longsor.

Akibat tanah longsor mengakibatkan sebuah rumah disamping jembatan mengalami roboh dan rumah milik ibu Martini (56) wanita yang sudah lansia & hidup ia seorang janda dengan pekerjaan seadanya.

Rumah milik ibu Martini tidak bisa di tempati lagi karena terkena longsor yang berada di samping jembatan, kini nasib Martini butuh bantuan dari para dermawan dan pemerintah agar bisa hidup layak.

Saat dikonfirmasi Martini mengatakan, “Bahwa memang benar rumah kecil kami telah roboh. Padahal saya sudah menempati  cukup. Namun ketika ada pembangunan jembatan rumah saya jadi roboh, Saya menduga bahwa itu diakibatkan dengan adanya galian parit aliran air yang melebar yang mengakibatkan tanah menjadi longsor & pada akhirnya mengakibatkan kondisi rumah saya roboh,”ujarnya

“Saya menuntut kepada PUPR untuk bertanggung jawab atas roboh rumahnya. Namun pihak pemerintah sampai saat ini belum memberi bantuan. Saya berharap penuh ingin memberikan perhatian khusus kepada kami, “ungkap dengan  wajah berseri-seri.

Sementara Kepala Kesa, Ketika dikonfirmasi awak media melalui WhatsApp. 0853 6391 XXXX, menjawab singkat,”bahwa memang benar tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah abu boeler yang dicampur dengan tanah,”

Jurnalis| Khairul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *