Butuh Wali Nikah, Kisah Putri Yang Dari Kecil Berpisah Sama Ayah Kandung

Headline247 Dilihat

POLISI NEWS | LANGKAT. Putri (20) warga Desa Perlis Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Menceritakan kisahnya pada awak media, bahwa semasa kecil ia hidup tanpa kedua orang tuan. Sang ibu meninggal dunia sementara sang ayah pergi entah kemana ?

Putri sang bocah kecil saat itu tinggal bersama tetangga dan dibesarkan tanpa dapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Hari demi hari waktu demi waktu bocah kecil mungil itupun telah beranjak dewasa dan mendapatkan pendidikan yang layak dari SD, SMP hingga Perguruan Tinggi.

Saat itu putri seorang bocah kecil kita telah dewasa mulai menjalin hubungan asmara dengan seorang pria bernama Muhammad Yusuf.

M Yusuf seorang pria yang baik dan sopan dan ia bekerja disalah satu perusahan. Ia janji akan membuat putri bahagia dan ingin melamarnya untuk menjadi pasangan hidup.

Kemesraan diantara Putri dan M Yusuf pun semangkin dekat bahkan saling mengutarakan rasa cinta. Mereka saling berjanji bahkan saling percaya sehingga genggaman tangan Putri dan M Yusuf berpegangan erat seakan dunia milik mereka berdua.

Keesokan hari Putri dan M yusuf berdua melaksanakan pertunangan dan saling bertukar cincin. Rasa haru pun menyelimuti keluarga kedua pihak bahkan sampai meneteskan air mata.

Singkat cerita hubungan antara M Yusuf dan Putri semakin mengikat dan tiba perjanjian akad nikah diantara kedua pihak.

Sontak, ketika sang ayah angkat mengatakan pada putri bahwa dirinya bukanlah ayah kandung melainkan orang tua angkat.

Sang ayah angkat menceritakan tentang ketika putri kecil ditinggalkan sang ayah dan ibunya telah meninggal dunia, sang ayah menitipkan sang anak kepada orang tua angkat berhubung sang ayah putri pergi merantau untuk mencari kerja.

Pada saat itu putri bertanya tentang alamat sang ayah pada saat ini berada di mana?

Ayah angkat pun tidak tahu rimbanya,  cuma ia memberitahu tahu ke putri bahwa keluarganya ada di suatu tempat buat aja Semedam Aceh Tamiang.

Putri langsung pamit pada sang ayah angkat dan ingin mencari sang wali ayah kandung untuk pernikahan esok. Ia pun bergegas bersama M Yusuf mulai mencari keberadaan ayah kandung bernama Misno.

Ketika sesampainya ke Semedam Puluh Tiga Kejuruan Muda Provinsi Aceh Tamiang, Putri dan M Yusuf langsung menanyakannya kepada warga sekitar bahwa ia mencari ayahnya.

Ia pun bertemu pada keluarga ayah kandung mengatakan pada keluarganya bahwa dirinya ingin menikah. Putri butuh ayah untuk menikahkan.

Keluarga dari sang ayah pun mengatakan bahwa ayah putri berada di Aceh Utara dan bekerja pada Anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Putri pun berangkat menuju Aceh Utara dan mencari keberadaan sang ayah, ia rela menghabiskan waktu demi mencari sang ayah. Lelah pun hilang karena ingin sekali berjumpa pada sang ayah.

Singkat cerita sampailah putri bersama M yusuf ke Aceh Utara demi untuk menjumpai sang ayah.

Putri pun bertanya keberadaan sang ayah pada kepala kampung di Aceh Utara. Sang kepala kampung pun membawanya ke tempat keberadaan sang ayah dan sang ayah tinggal di dalam hutan dan bekerja menjaga kebun milik anggota GAM .

Setibanya putri ke kampung tersebut langsung beristirahat sejenak. Namun keberadaan sang ayah masih jauh dan harus menunggu sampai sore.

Putri pun menanti sang ayah bahwa ia rindu melihat sosok sang ayah kandung dan ingin memeluknya.

Tak beberapa lama munculah sang ayah Misno dari kejauhan sang putri merasa senang dan haru tanpa tak ia sadari air mata jatuh menitik membasahi sang pipi.

Mereka tidak saling mengenal dan sang ayah heran. Ketika sang anak menyebut Ayah maafkan putri yah.

Putri susah mencari ayah. Sang ayah pun heran. Putri adalah anak ayah ketika ayah bersama ibu putri bernama Umi.

Sang ayah pun kaget merasa bersalah, maafkan ayah nak. Ayah salah nak. Ayah telah meninggalkan mu.

Ada apa anak ku tanya sang ayah? Putri mau menikah yah. Putri malu tidak ada kehadiran ayah karena  ayah sudah janji akan datang. Maaf nak ayah pasti datang, karena Ayah belum gajian, tidak, ayah harus ikut bersama kami pulang karena dalam bulan ini putri aja melangsungkan pernikahan. Ayah harus ikut bersama putri .

Dengan cerita diatas ini adalah suatu contoh bagi sang ayah pada anaknya.

Jurnalis | Muslim Yusuf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *